Amuntai,
(Kalsel.Antaranews) –Sebanyak 33 desa di Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Kalimantan Selatan, mulai tertarik mengelola bank sampah.
Asisten Bidang Pemerintahan dan kesra, Supomo di Amuntai, Kamis, mengatakan pemerintah melalui Dinas
Pasar, Kebersihan dan Tata kota melakukan pembinaan ke desa-desa agar mau
mengelola bank sampah apalagi untuk anggaran bisa dialokasikan melalui dana
desa.
“Apabila
desa memiliki bank sampah sendiri selain membuka lapangan usaha dan menambah
pendapatan masyarakatnya, tentu meningkatkan kebersihan lingkungan desa,†ujar
Supomo.
Supomo
mengatakan mengajak 33 kepala desa se Kecamatan Sungai Pandan melakukan studi
banding ke Kota Bekasi.
Bekasi
sengaja dipilih menjadi sasaran studi pembelajaran mengenai bank sampah atas
keberhasilan kota di Jawa Barat ini begitu pesat pembangunannya disamping
keberhasilan pengelolaan sampah sebagai penyangga Kota Jakarta.
Keberhasilan
Bekasi mengelola sampah, kata Supomo, ternyata tidak lepas dari peran serta
masyarakat dalam mengelola bank sampah secara mandiri, sehingga keberhasilan
pengelolaan sampah di kota Bekasi cukup berhasil pula dalam mengurangi banjir
yang disebab banyaknya sampah.
Para
kepala desa, katanya melihat langsung
dan belajar cara mengelola bank sampah yang ramah lingkungan di Kelurahan
Jakamulya Bekasi, cara memanfaatkan sampah menjajdi kompos yang berguna untuk
menyuburkan tanaman.
“Melalui
studi banding itu pula para kepala desa mengetahui cara membuat kompos secara
sederhana agar bisa dipraktekan ketika mengelola bank sampah,†terangnya.
Kepala
Bidang Kebersihan Lingkungan Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata kota,
Najeriansyah mengatakan terus memotivasi pemerintah kecamatan dan desa agar mendirikan bank sampah sendiri untuk menunjang upaya kebersihan
lingkungan secara maksimal tidak hanya dilingkungan perkotaan namun hingga
kepedesaan.
“Kebanyakan bank sampah masih
terkonsentrasi diperkotaan, sebagian lagi di Kecamatan Banjang, sedang
diwilayah kecamatan masih kurang,†kata Najeri.