"Kalau masa orientasi sekolah (MOS) itu merupakan kebutuhan bagi pelajar atau siswa/siswi, maka perlu penataan yang lebih baik lagi," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kalsel tersebut, di Banjarmasin, Selasa.
Namun tampaknya masih ada yang menjadikan MOS seakan ajang balas denam, bukan sebuah pengenalan atau bimbingan studi yang benar, sehingga menimbulkan dampak negatif yang semestinya tak perlu terjadi.
Oleh sebab itu, mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel menyatakan sangat sependapat dan mendukung pernyataan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan yang berhubungan dengan MOS.
"Beberapa hari lalu, Menteri Anies meminta pihak sekolah dan dinas pendidikan setempat agar betul-betul mengawasi pelaksanaan MOS yang selama ini pelaksanaannya oleh senioran siswa/siswi sekolah tersebut, sehingga tidak terjadi penyimpangan," tuturnya.
Khusus pelaksanaan MOS di Kalsel, menurut laki-laki kelahiran 19 Februari 1967 atau berbintang Aquarius itu, memang ada di antaranya yang terjadi penyimpangan. "Hal tersebut jangan sampai terulang, karena bisa berdampak negatif yang cukup fatal," katanya.
Namun dia tak menyebut nama sekolah yang terjadi penyimpangan MOS tersebut, kecuali menyatakan, selain mengetahui dari pemberitaan, juga informasi orangtua siswa.
"Kita tak ingin di Kalsel terjadi kejadian seperti pelaksanaan MOS di provinsi lain yang membuat siswa/siswi baru menderita, terlebih sampai meninggal dunia, karena hukuman seniornya," demikian Yazidie.