Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, segera membangun sistem penyediaan air minum pada 10 lokasi di beberapa daerah terpencil di kabupaten tersebut.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Hulu Sungai Utara Amos Silitonga di Amuntai, Selasa mengatakan, penduduk yang bermukim jauh dari wilayah perkotaan di daerahnya, rawan mengonsumsi air tanah yang terdapat kandungan zat besi yang berbahaya bagi kesehatan.
Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang hampir 90 persen didominasi lahan rawa menyebabkan beberapa desa dan kecamatan agak terisolir, sehingga kurang terjangkau layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kota Amuntai.
Berdasarkan data Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Hulu Sungai Utara 2016, rumah tangga yang belum terjangkau layanan air bersih sebanyak 35 persen.
"Warga yang belum terjangkau layanan air bersih dari PDAM ini mengambil sumber air minumnya dari air sumur di lahan rawa yang kandungan besi nya cukup tinggi," katanya.
Amos mengatakan sumber air tanah di lahan rawa dan bakau mengandung zat besi dan zat organik cukup tinggi, yang bisa berhaya bagi kesehatan manusia jika terus menerus dikonsumsi.
"Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, sedang dalam dosis besar dapat merusak dinding usus" jelas Amos.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) melalui bidang Cipta Karya di 2015 melaksanakan Program Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Perdesaan dan akan membangunnya di 10 lokasi.
Melalui program ini, kata dia, pengeboran tanah dilakukan dengan kedalaman tertentu sehingga diperoleh kualitas air bersih yang minim kandungan besi.
"Setelah dibor, sedotan air dimasukkan ke dalam tandon kemudian disalurkan kerumah-rumah warga melalui pipa," katanya.
Kualitas air tanah yang disedot melalui program SPAM perdesaan ini, lanjut dia, berbeda dengan kualitas air tanah yang diambil warga dari sumur tanah biasa, karena tingkat kedalaman sumur yang berbeda.
"Biasanya air tanah yang diambil warga setelah didiamkan berubah warna jadi kuning, berarti terdapat kandungan besi" jelas Amos.
Sedang air tanah yang disedot SPAM tanpa menggunakan bahan kimia penjernih atau pembersih bisa langsung digunakan warga untuk air minum.
Ahmad Yusuf warga Desa Sungai Panangah Kecamatan Danau Panggang mengakui kualitas air tanah yang disedot melalui mesin SPAM tidak berbau dan berwarna.
Dikatakannya, Warga desa Sungai Panangah mendapatkan bantuan program SPAM Perdesaan sejak 2013 dan menjadi sangat terbantu dengan adanya program ini karena tidak perlu repot lagi menyedot atau membeli air bersih PDAM dirumah warga yang cukup mahal.
"Sedang di SPAM ini kami cukuptiap membayar Rp2000 perbulan sesuai kesepakatan warga untuk biaya pemeliharaan alat dan pipa" katanya.
Hal yang sama di akui Saniah Warga Desa Sapala Kecamatan Paminggir yang mengaku sangat terbantu kebutuhan keluarganua akan air bersih, khususnya apabila musim kemarau air sungai menjadi keruh dan berbau.
"Satu-satu harapan kita kalau musim kemarau adalah sumber air bersih SPAM ini" tandasnya.
Saat musim kemarau, kata Saniah lagi, kebutuhan akan air bersih meningkat, tidak hanya untuk dikonsumsi tapi juga untuk keperluan mandi dan lainnya, sehingga ia berharap Dinas PU bisa menambah fasilitas SPAM di desa mereka.