Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Sejumlah pengusaha transportasi antarpulau, di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, kesulitan memperoleh pinjaman modal usaha untuk memperbaiki armadanya dari lembaga keuangan.
"Sebenarnya, kami ingin sekali mengganti kapal yang lebih besar, agar penumpang merasa nyaman dan aman, tetapi bagaimana lagi kami tidak punya uang," kata Pengusaha Kapal di Desa Pembelacanan, Yadi, Minggu.
Yadi mengaku, sudah cukup lama mencari pinjaman kepada pengusaha yang lebih mapan, dan hasilnya tetap saja nihil.
Ia bahkan mencoba untuk memberanikan diri meminjam kepada lembaga perbankan, tetapi batal karena ia tidak memiliki barang dan surat berharga untuk agunan di bank.
"Biasanya kalau pinjam di bank, pasti ditanya jaminan, kami hanya mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga saja, sementara sertifikat atau yang lainnya kami tidak punya," terang dia.
Bahkan suatu saat, ia mengaku akan nekat untuk meminjam uang kepada rentenir, tetapi setelah difikir dan dipertimbakan, Yadi membatalkan niatnya.
"Kami khawatir akan muncul masalah besar, apabila memaksakan diri meminjam uang kepada rentenir," terang dia.
Ia berharap, kepada pemerintah datau lembaga perbankan sudi memberikan pinjaman uang untuk mengganti kapal dan mesin kapal, agar penumpang yang menggunakan kapalnya lebih aman dan nyaman.
"Kapal ini ini sudah berumur sekitar tiga tahun, begitu juga mesinnya. Idealnya sudah harus diganti, kasihan penumpang kalau terjadi gelombang tinggi dan angin kencang," tutur Yadi.
Dikatakan, kapal milik Yadi adalah kapal angkutan umum satu-satunya yang setiap hari mengangkut penumpang dari Pembelacanan, di daratan Kalimantan ke Kotabaru, di Pulaulaut.
"Ada satu kapal lain, yang kadang-kadang saja membantu menggantikan saat beristirahat," paparnya.
Dikhawatirkan, apabila kapal Yadi macet, transportasi Pembelacanan-Kotabaru jadi lumpuh.
Pengusaha Transportasi Antarpulau Sulit Peroleh Modal Usaha
Minggu, 22 Februari 2015 16:27 WIB
...kami ingin sekali mengganti kapal yang lebih besar, agar penumpang merasa nyaman dan aman, tetapi bagaimana lagi kami tidak punya uang,"