Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kalimantan Selatan dengan luas wilayah sekitar 37.000 Km2 tak memungkinkan untuk mengembangkan usaha penanaman atau perkebunan bawang merah dan putih, walau sebagai daerah agraris.
"Kondisi lahan kita tampaknya tidak cocok untuk pengembangan usaha penanaman atau perkebunan bawang," ujar mantan pegawai Kanwil Departemen Pertanian Kalsel, H Hasmy Fadillah Akbar, sebelum bertolak ke Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Jadi, menurut alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang berkampus di Banjarbaru (34 Km utara Banjarmasin) itu, tampaknya sulit bagi Kalsel untuk berswasembada bawang.
"Dulu kita pernah mencoba menanam bawang merah dan bawang putih, tapi hasilnya kurang baik," ungkap anggota DPRD Kalsel dari Fraksi Partai Golkar tersebut.
"Namun untuk swasembada buah-buahan, seperti jeruk, rambutan, dan pepakin (pempakin/sejenis durian yang kekuning-kuningan), bagi daerah kita memungkinkan," lanjutnya menjawab ANTARA Kalsel.
Mantan anggota Komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalsel itu menerangkan, tampaknya tidak semua daerah cocok untuk menanam atau mengembangkan usaha perkebunan bawang.
Sebagai contoh di Pulau Jawa, pengembangan usaha perkebunan bawang banyak terdapat di Jawa Tengah, seperti Brebes, bukan di Jawa Barat dan Jawa Timur, walau sama-sama daerah irigasi.
"Apalagi Kalsel yang lahannya kurang subur dibandingkan dengan Jawa, serta tidak seluruhnya merupakan daerah irigasi, sehingga tak mungkin mengusahakan tanaman bawang," tandasnya.
"Oleh sebab itu, berbicara soal bawang, tampaknya kita akan tetap ketergantungan dengan daerah lain sebagai produsen tanaman jenis sayuran tersebut," lanjut pensiunan pegawai Dinas Pertanian Kalsel itu.
Begitu pula kebutuhan akan bawang putih, tampaknya Indonesia belum bisa melepas mata rantai impor, karena masih keterbataran produksi sendiri, tambah politisi senior Partai Golkar itu.
"Hanya saja yang terpenting, bagaimana pemerintah mengatur tata niaga impor bawang putih, agar jangan sampai terjadi kelangkaan serta harga yang melambung tinggi," demikian Hasmy Fadillah Akbar.
Wakil rakyat dari Partai Golkar yang menyandang gelar insinyur pertanian itu, sebelumnya di Komisi II DPRD Kalsel, kemudian ke Komisi IV bidang kesra, kini di Komisi I bidang hukum dan pemerintahan.
Keberangkatan Hasmy ke "Ranah Minang" Sumbar, mengikuti studi banding komisinya yang mau mempelajari Badan Penanggulanga Bencana Daerah provinsi tersebut, 19 - 21 Maret 22013.
Kalsel Sulit Kembangkan Bawang
Selasa, 19 Maret 2013 15:33 WIB